3 Perbedaan Digital Marketing dan Tradisional Marketing

Lokabisnis.com – Dalam dunia bisnis, hampir semua perusahaan memiliki divisi marketing masing-masing. Divisi ini bertugas untuk memasarkan produk dan layanan jasa yang dijual oleh brand tempatnya bekerja. Teknik pemasarannya tentu berbeda-beda setiap perusahaan, ada yang sudah mengadaptasi digital marketing dan ada juga yang masih fokus melakukan tradisional marketing.

Ingin tahu apa perbedaan pemasaran digital dan pemasaran tradisional serta mana yang lebih unggul? Yuk simak ulasan berikut ini;

Bedanya Digital Marketing dan Tradisional Marketing

Dalam sub bab ini, kami akan mengenalkanmu apa sih bedanya digital marketing dan tradisional marketing yang meliputi target pemasaran, waktu & biaya serta cara komunikasi dengan calon klien potensial. Yuk langsung saja dimulai ulasannya;

Target Pemasaran Produk & Layanan Bisnis

Sedari kecil, kita pasti sudah hafal kalau saat menonton televisi pasti akan ada jeda iklannya. Strategi ini termasuk tradisional marketing. Saat membaca koran, kamu juga menemukan iklan, di siaran radio juga terdapat iklan, bahkan saat bepergian ke luar rumah, kamu akan mendapati banner iklan besar di sepanjang jalan.

Melihat dari strategi pemasaran secara tradisional, segmentasi target marketnya terbilang terbatas. Ia hanya bisa menjangkau audiens pada spot iklan tertentu saja. Karena keterbatasan ini, bisa saja ada calon potensial dan tertarget yang sebenarnya mencari produk yang diiklankan tapi tidak tahu tentang brand tersebut sehingga profit berkurang.

Berbeda dengan pemasaran digital marketing, channel pemasarannya lebih luas bahkan bisa sampai area personal calon konsumen seperti iklannya bisa langsung di smartphone konsumen.

Sebagaimana yang kita ketahui bersama, channel digital marketing sangat beragam sehingga kamu bisa menargetkan lebih banyak target pemasaran mulai dari calon konsumen dari platform blog, youtube, website media ternama, podcast, iklan di aplikasi, memasang iklan ppc, email marketing, SEO, dan masih banyak lagi.

Waktu dan Biaya yang Dikeluarkan Pebisnis dalam Pemasaran

Pertama, kita bahas terlebih dahulu system periklanan melalui tradisional marketing dari segi biaya dan waktu. Selayaknya kita ketahui, sistem periklanan tradisional melalui televisi, radio, banner reklame, brosur, koran, semuanya menghabiskan banyak waktu untuk iklan bisa siap dipasang pada media tersebut.

Sayangnya, brand kamu bukan satu-satunya yang ingin mengiklankan produk dan jasa milikmu di televisi atau koran, kamu harus antri dengan brand lain yang sudah membayar dan membuat kesepakatan kerja lebih dulu sehingga bisa saja kamu kehilangan momentum menarik atensi calon konsumen karena iklan brand milikmu belum terpasang pada media yang kamu targetkan.

Selain boros waktu, kamu juga boros biaya, kenapa demikian? Karena proses pembuatan iklan memakan biaya yang tidak sedikit, kalau kamu mau memasang iklan banner reklame di pinggir jalan yang sering dilalui pengguna jalan, maka, kamu harus menyewa pekerja desain grafis, mencetak file banner di percetakan, melakukan negosiasi dengan pemilik banner mengenai harga dan durasi tayang iklan. See? Semua proses ini memakan banyak dana. Bagaimana dengan pemasaran secara digital ?

Well, digital marketing bisa mengatasi kendala yang ada pada pemasaran tradisional seperti tidak harus antri dan ribet saat ingin iklan.

Kenapa demikian? Karena platform digital saat ini sangat banyak dan tidak terbatas, bisa beriklan ke blogger melalui sponsor blog post, beriklan di youtube channel dengan partnership content, atau diulas saat siaran podcast spotify juga bisa. Bagaimana dengan biaya pembuatan kontennya?

Well, biasanya biaya pembuatan konten lebih murah karena brand hanya tinggal membayar sekali saja. Dan proses pembuatan konten, distribusi konten, dan pemasarannya dikerjakan oleh mitra yang bekerjasama. Hemat ongkos dan waktu jadinya.

Selain itu, digital marketing juga menawarkan data insight yang bisa jadi bahan evaluasi brand. Metrik yang didapat diantaranya jumlah view iklan, jumlah interaksi, konversi pengunjung yang membeli produk, dan engagement lainnya sesuai platform yang ditargetkan.

Cara Komunikasi Dengan Calon Buyer

Bagian terakhir, kita akan membahas perbedaan bagaimana mekanisme cara komunikasi tradisional marketing dan digital marketing terhadap calon buyer yang melihat iklan kita.

Untuk tradisional marketing, audiens yang melihat iklan kita di televisi tidak bisa merespon langsung karena system komunikasinya bersifat satu arah, begitu juga yang terjadi saat beriklan di radio, koran, majalah, ban ner reklame, audiens tidak bisa langsung bertanya kepada brand kalau ia hendak membeli produk atau jasa yang ditawarkan pada iklan.

Berbeda dengan digital marketing, misalnya saja brand milikmu mengiklankan produk melalui sponsor blog post di salah satu blog bertrafik tinggi, maka, pengunjung blog tersebut bisa memberikan respon seperti apakah mereka tertarik, senang, atau bahkan jadi ingin membeli produknya setelah membaca artikel di blog.

Maka, pemilik blog bisa merespon langsung dan memberikan kontak brand untuk proses pemesanan sehingga terjadi konversi yang menguntungkan pihak brand.

Inilah alasannya mengapa digital marketing dikatakan lebih efektif dibanding tradisional marketing. Bila iklan yang diterapkan saat ini kurang maksimal, maka materinya baik itu dari segi desain, copywriting, call to action, dan konten lainnya bisa diperbaiki demi memperoleh hasil iklan yang lebih efektif.