Magic Marketing #7
Useless Pricing (Harga yang Tidak Berguna)

Dalam dunia pemasaran, strategi pricing atau penetapan harga memiliki peran yang sangat penting untuk memengaruhi keputusan pembelian konsumen. Salah satu strategi yang cukup menarik dan dapat diterapkan adalah yang disebut dengan Useless Pricing. Penasaran dengan konsep magic marketing yang satu ini, yuk simak penjelasanya berikut ini!

Konsep Useless Pricing

Jika kalian berbelanja di minimarket tentu pernah melihat harga random dengan penambahan harga lebih sedikit namun banyak keuntungan. Inilah yang disebut konsep useless pricing. Konsep ini melibatkan penyusunan pilihan paket harga, mencakup satu atau beberapa opsi harga yang terkesan absurd atau tidak memberikan nilai tambah yang signifikan. Sebagai contoh, dapat diberikan kasus berikut untuk memberikan gambaran lebih jelas.

Misalkan sebuah warung menyajikan dua paket makan siang:

  1. Paket 1# Rp 20.000 – berisi nasi, sayur, dan es teh
  2. Paket 2# Rp 21.000 – berisi nasi, sayur, ayam goreng, es teh, dan buah jeruk

Pada kasus ini, secara logis, mayoritas konsumen kemungkinan besar akan memilih Paket 2 meskipun harganya Rp 1.000 lebih mahal dari Paket 1. Alasannya sangat sederhana, yaitu paket kedua memberikan manfaat yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan selisih harga yang relatif kecil.

Contoh Useless Pricing

Contoh lain dapat diberikan pada penyajian opsi paket langganan sebuah layanan:

  1. Paket A# Rp 600.000 – berlaku selama 3 bulan
  2. Paket B# Rp 500.000 – berlaku selama 6 bulan
  3. Paket C# Rp 697.000 – berlaku selama 1 tahun

Dalam contoh ini, Paket A dirancang sebagai paket yang terkesan tidak masuk akal untuk dipilih, dengan harga yang tinggi dan masa berlaku yang relatif singkat. Sebagai hasilnya, mayoritas konsumen kemungkinan besar akan beralih ke Paket C. Meskipun lebih mahal, Paket C memberikan nilai lebih baik dalam hal durasi langganan. Penentuan harga yang ‘absurb’ pada Paket A berhasil menciptakan efek psikologis. Tentunya akan mendorong konsumen untuk memilih opsi yang sebenarnya diinginkan oleh penjual.

Dalam konteks ini, penambahan harga yang tidak berguna dapat dianggap sebagai teknik persuasif. Hal ini yang melibatkan perbedaan nilai yang cukup kecil untuk menciptakan pilihan yang jelas bagi konsumen. Strategi ini mengandalkan pemahaman bahwa manusia cenderung membandingkan opsi berdasarkan perbedaan relatif, bukan nilai absolut. Oleh karena itu, meskipun harga paket yang “tidak berguna” tersebut terlihat mahal atau kurang efisien, perbandingannya dengan opsi lainnya dapat menciptakan persepsi nilai yang lebih tinggi.

Dalam pengaplikasiannya, Useless Pricing dapat diterapkan dalam berbagai industri dan jenis produk atau layanan. Kesuksesannya terletak pada kemampuan perusahaan untuk memahami psikologi konsumen dan menyusun pilihan harga yang mampu menggiring keputusan pembelian sesuai dengan keinginan perusahaan. Dengan pendekatan yang tepat, strategi ini dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan penjualan dan memperkuat posisi pasar perusahaan di mata konsumen.